Tuesday, May 11, 2010

Coffee Corner


Duduk di sudut yang sama dalam situasi yang berbeda, terkadang membuat sesuatu yg sama terasa jauh berbeda. Seperti secangkir
kopi ini; Torajan Coffee.
Seyogyanya kopi ini memiliki dasar rasa yang pahit, kemudian setelah
berpadu dengan sesendok gula akan menghasilkan
sensasi rasa yang nikmat,
Tapi tidak kali ini. Mendadak secangkir kopi ini terasa lebih pahit dan
agak getir.

Honestly, I don’t like black coffee. Too bitter for my beautiful blended life.
Then, why I drink a cup of black torajan coffee this afternoon?
Bukan bermaksud untuk mengenang sesuatu,
Just wanna try to enjoy the same thing in different moment, then
forget…
Kedengarannya cukup aneh bukan?
Kebanyakan orang melupakan dengan cara menghindari sejauh mungkin semua
kenangan.
Kebanyakan orang ; Ordinary people.
I dare my self to face the sour things with a smile…
(Maybe) I’m not that ordinary…
;)

Aku kembali disudut yang sama, menu yang sama, dan senyum yang (relatif)
sama.
Bedanya ‘cuma’ kursi dihadapanku kubiarkan kosong.
Ya. (cuma) ‘kosong’ kok. Tolong jangan diterjemahkan menjadi ‘hampa’
Karena aku bisa merasakan ada oksigen berhembus disana. See? Ada tanda
kehidupan
Aku menarik nafas. Lega. Sangat lega….

Sruuuup…! Aku menyeruput lagi torajan coffee ini.
Hhmm… aku masih menyisakan
separuh gelas yang terisi.
Yuups… aku masih suka menggunakan kata yang sama; a half full…
Well, aku (masih) optimis ya? :)

Diluar rintik gerimis masih
tersisa,
Tak ingin berlama-lama bernostalgia with the torajan coffee n it’s
story,
Enough.
This is the last cup, no more
story about torajan coffee.
aku bersiap melangkah menikmati sisa gerimis
Life is ain’t about waiting storm to stop, it’s dancing in the
rain…

Kata orang, Sahabat datang dan pergi,
Yang ini hanya ingin bersilaturahmi, tanpa berniat main hati… ^_*


*an afternoon @ a Coffee Corner*


Regards,
Aku & Torajan Coffee itu

No comments:

Post a Comment